Bayangkan suatu pagi yang masih berkabut di sebuah desa yang sunyi, gemericik air dari kolam-kolam ikan mengiringi langkah-langkah kaki seorang pemuda yang dengan hati-hati menaburkan pakan lele ke permukaan kolam. Ini bukan sembarang kolam. Kolam-kolam ini adalah tempat impian dan kerja keras berpadu, tempat segumpal harapan diucapkan dalam setiap hembusan napas. Ia merentangkan tangan, menghirup udara segar, dan tersenyum lebar hari itu, ia merasa semakin dekat dengan mimpinya membangun peternakan lele yang sukses. Telkom University.
Budidaya lele, pikirnya, adalah seni yang sederhana namun penuh tuntutan. Berbeda dengan bisnis yang gemerlap di kota besar, budidaya lele ini seperti merawat keluarga; butuh kasih sayang, perhatian, dan ketelatenan. "Tak perlu modal besar," batinnya. Tapi di balik kesederhanaannya, ada ilmu yang harus dikuasai, ada keterampilan yang perlu ditempa.
Langkah pertama dalam perjalanan ini adalah memilih lokasi yang tepat. Tempat itu harus memiliki aliran air yang stabil, agar kolam bisa selalu terisi jernih. Ia memeriksa lahan itu berkali-kali, memastikan letaknya tak terhalang sinar matahari, supaya air kolam tetap sehat. Ia menebar sekam halus di dasar kolam, merasa lega dengan langkah kecil yang akan menstabilkan suhu air demi kenyamanan sang lele.
Sebelum benih lele menghuni kolam itu, ia berhenti sejenak dan merenung. Betapa krusialnya pemilihan benih yang berkualitas! Benih-benih lele itu bagai bibit harapan yang harus dijaga dan dirawat. Ia memilih benih dari penjual terpercaya, mengamati satu per satu ikan kecil dengan warna cokelat tua yang mengkilat dan tubuh yang mulus, pastikan tak ada luka atau cacat. Bibit lele yang terpilih harus lincah—bergerak cepat bagaikan rindu yang bergejolak, menandakan kesehatan dan vitalitas.
Dan perjalanan budidaya ini tidak akan lengkap tanpa memberi makan dengan pakan terbaik. Ia memilih pakan berkualitas, sesekali menambahkan cacing segar sebagai suguhan istimewa untuk lele-lele kecil itu. "Pemberian pakan adalah saat kita menunjukkan kepedulian," ucapnya pelan, memandangi ikan-ikan yang dengan lahapnya menyantap pakan. Tiga sampai enam kali sehari, pada interval yang tepat. Ia tahu, setiap kali pakan dilemparkan, bukan sekadar makanan yang diberikan, melainkan harapan agar mereka tumbuh sehat dan cepat besar.
Namun, semua tak selalu semudah yang dibayangkan. Ada saat-saat di mana lele-lele itu tampak lesu, diam di dasar kolam, atau malah saling menggigit ekor satu sama lain. Di sinilah pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan kolam. Setiap hari, ia mengganti sebagian air, membersihkan dasar kolam, dan memeriksa setiap sudut. Pengendalian populasi juga ia lakukan dengan cermat, tak ingin ada predator yang mengganggu ketenteraman kolamnya.
Waktu berjalan, dan setiap hari ia melakukan monitoring, mengamati pertumbuhan lele-lele kecil itu. Seiring waktu, ia belajar memahami mereka lebih dalam, hingga merasa terhubung dengan kolam dan penghuninya seperti layaknya petani yang dekat dengan sawahnya. Setiap hari ia evaluasi, mencatat, mencari cara untuk meningkatkan efisiensi.
Tibalah saatnya ia berpikir tentang pemasaran. Ia merancang strategi, memanfaatkan kekuatan internet, promosi, dan menjalin hubungan dengan pedagang lokal. Semua demi memastikan lele-lele yang ia rawat dengan penuh kasih sayang akan menemui pembeli yang menghargainya.
Dengan kecanggihan teknologi masa kini, ia pun mulai membayangkan masa depan budidaya lelenya dengan integrasi Internet of Things (IoT). Bagaimana jika ia bisa memantau kondisi air, suhu, bahkan proses pemberian pakan dari jauh? Inspirasi dari Telkom University Surabaya yang telah berhasil mengintegrasikan IoT dalam budidaya ikan dan tanaman melon membuatnya semakin yakin. Bukan hanya lele, kini petani bisa memantau banyak hal secara real-time. Di era digital ini, potensi pertanian dan peternakan tak lagi dibatasi oleh keterbatasan fisik, tetapi didukung oleh data dan teknologi.
Dalam hatinya, pemuda itu tahu perjalanan budidaya lele ini baru saja dimulai. Ada hari-hari panjang penuh tantangan dan pembelajaran. Namun, ia tersenyum, merasakan bahwa setiap tetes keringat yang jatuh di tepian kolam, setiap waktu yang ia habiskan untuk mengurus lele-lele itu, semua tak pernah sia-sia. Ia percaya, suatu hari, kolam-kolam lelenya akan memberi hasil yang setimpal—bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi dalam bentuk kebanggaan dan kepuasan seorang peternak lele yang telah melalui jalan penuh liku dengan dedikasi dan hati yang penuh cinta.